Thursday, September 13, 2018

Pengertian Prestasi dan Proses Berprestasi

Sumber: jogjakartanews.com


Kita tentu paham dengan makna kata ‘prestasi’. Walaupun tidak mengetahui secara persis maknanya, kita mungkin dapat mengira-ngira atau merasakan apa yang tersirat dan mencuat dari kata ‘prestasi’. Apakah sesungguhnya prestasi itu? Prestasi adalah hasil yang telah dicapai dari segala yang diusahakan, dikerjakan, atau dilakukan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002: 895).
Apakah semua ‘pencapaian’ atau ‘hasil yang dicapai’ layak disebut sebagai prestasi? Dari segi bahasa, prestasi memang dapat diartikan sebagai hasil yang dicapai, tak peduli hasil itu baik atau jelek, tinggi atau rendah. Namun, dalam pengertian sehari-hari, umumnya prestasi dianggap sebagai pencapaian yang baik atau tinggi. Pencapaian yang rendah atau biasa-biasa saja seringkali tidak dianggap sebagai prestasi atau dikatakan prestasi. Seringkali dikatakan bahwa orang yang berprestasi ialah orang yang mampu mencapai hasil yang tinggi atau bahkan tertinggi, sedangkan orang yang tidak mampu mencapai hasil yang tinggi dianggap tidak berprestasi.
Sebagai pencapaian yang tinggi, prestasi umumnya diraih dengan usaha yang tidak gampang dan sederhana. Prestasi lazim diraih dengan usaha dan kerja yang keras, bahkan tidak jarang amat keras. Pribadi yang berprestasi biasanya adalah pribadi yang ulet, tekun, rajin, disiplin, tangguh, memiliki tekad yang kuat, tidak mudah puas, dan tidak mudah putus asa. Orang yang manja, malas, tidak berdisiplin, dan mudah menyerah sangat sulit atau mustahil mampu meraih prestasi.
Prestasi tidak jarang diraih melalui perjalanan waktu yang panjang. Setelah sejak kecil belajar, berlatih, berdisiplin, mengembangkan diri, memeras otak, mengeluarkan biaya, dan menghabiskan banyak energi, orang sering baru meraih prestasi pada usia dewasa. Hal ini, misalnya saja, banyak terjadi pada olahragawan, ilmuwan, dan sastrawan.
Prestasi juga seringkali diraih melalui serangkaian kegagalan. Setelah mengalami kegagalan demi kegagalan yang jumlahnya dapat mencapai belasan atau bahkan puluhan kali, orang baru dapat meraih prestasi pada sekian belas tahun kemudian. Kegagalan demi kegagalan tidak membuat patah semangat, melainkan justru makin memacu hasrat dan semangat untuk mencapai hasil tinggi sehingga kemudian dapat diraih prestasi. Hal ini, misalnya, dialami oleh para ilmuwan, pengusaha, dan industriawan.
Orang yang berprestasi biasanya dinilai sebagai orang yang sukses. Orang berprestasi dianggap memiliki keistimewaan. Keistimewaan itu tidak sepenuhnya dan tidak selalu terkait dengan kecerdasan, bakat, uang, materi, atau keberuntungan. Keistimewaan itu justru kerapkali berwujud tekad dan semangat serta kemauan untuk berusaha, bekerja, berlatih, berdoa, dan berkorban. Artinya, keistimewaan orang-orang yang berprestasi dan sukses umumnya terletak pada kesediaan mereka untuk melakukan hal-hal berat penuh pengorbanan (waktu, tenaga, pikiran, dan sebagainya) dan bukan semata-mata karena kecerdasan, bakat, uang, materi, atau keberuntungan.
Dengan begitu jelas, prestasi diperoleh lewat proses yang sulit dan panjang. Namun, prestasi dapat diraih oleh setiap orang. Setiap orang memiliki peluang dan kesempatan untuk meraih prestasi. Prestasi bukanlah monopoli orang-orang yang jenius, pandai, cantik, tampan, kuat, atau kaya. Orang yang dari segi kecerdasan biasa-biasa saja dan secara ekonomi lemah (miskin) banyak sekali yang meraih prestasi tinggi dan sukses besar dalam hidupnya, sebaliknya tidak sedikit orang yang cerdas lagi kaya pada masa-masa akhir kehidupannya jatuh menjadi orang yang gagal, miskin, telantar, dan menderita.

No comments:

Post a Comment