Thursday, September 13, 2018

Efektivitas dan Efisiensi dalam Pengembangan Potensi

Sumber: revistavitrineibiuna.com.br


Dalam banyak kasus, potensi seperti misteri atau teka-teki. Kita percaya bahwa semua orang memiliki potensi, tetapi seringkali kita sendiri bahkan tidak tahu apa potensi sejati atau potensi sesungguhnya yang kita miliki atau yang ada pada diri kita sendiri. Potensi sungguh misterius; kehadirannya dapat dirasakan, tetapi wujud atau bentuknya kerapkali tak tertangkap penglihatan sehingga senantiasa menyebabkan penasaran.
Tidak sedikit orang yang selama hidupnya tak pernah mengetahui secara pasti apa potensi yang mereka miliki walaupun hidup mereka sendiri sebenarnya juga tidak gagal. Bahkan kita juga tidak tahu, apakah orang-orang hebat, seperti Ibnu Khaldun, Aristoteles, Isaac Newton, Leonardo da Vinci, Leo Tolstoy, William Shakespeare, Amadeus Mozart, Napoleon Bonaparte, Thomas Jefferson, Mahatma Gandi, Albert Einstein, Ernest Hemingway, Mohammad Hatta, Pele, Muhammad Ali, Steve Job, dan Bill Gate, mengetahui potensi mereka masing-masing. Untuk menjadi sukses, besar, dan legendaris seperti itu, apakah mereka telah melakukan upaya pengembangan potensi sesuai dengan potensinya aslinya masing-masing? Apakah Aristoteles sadar betul bahwa bakat terbesarnya memang benar-benar dalam bidang filsafat atau Muhammad Ali sepenuhnya paham bahwa bakat terbesarnya memang sungguh-sungguh dalam olahraga tinju? Jangan-jangan Aristoteles memiliki bakat besar juga dalam menyanyi sehingga jika dia mengembangkan potensinya ini dengan benar serta keadaan zaman saat itu mendukung, selain akan menjadi filsuf besar dia juga akan menjadi penyanyi dunia papan atas. Jangan-jangan Muhammad Ali juga memiliki bakat besar dalam melukis sehingga manakala dia mengembangkannya dengan optimal, selain menjadi juara dunia tinju, ia juga akan dikenal sebagai seorang pelukis yang sejajar dengan Pablo Picasso dan Rembrandt.
Sejarah memang membuktikan, tokoh-tokoh besar dan sukses tidak selalu lahir dari sinkronnya antara usaha pengembangan potensi di sisi satu dan potensi itu sendiri (potensi yang ada) di sisi lain. Artinya, lahirnya tokoh-tokoh sukses tidak selalu atau tidak selamanya ditentukan oleh kesesuaian antara potensi yang dimiliki para tokoh dengan usaha yang mereka lakukan untuk mengembangkan potensi-potensi tersebut. Bisa saja seorang tokoh tertartik dan berminat untuk menghasilkan karya elektronika serta berkat kerja keras dan keuletannya ia sukses menjadi pengusaha elektronika terkemuka dan terkaya, padahal sebenarnya  ia memiliki bakat besar dalam bidang musik atau sastra.
Namun, tentu saja, keajaiban atau keanehan semacam itu tidak serta merta bisa kita jadikan alasan untuk meremehkan arti pentingnya mengetahui dan memastikan potensi sebagai titik tolak untuk mengembangkan dan mengoptimalkan potensi dalam upaya meraih kesuksesan. Bagaimanapun juga, untuk sebagian besar manusia, mengetahui potensi diri serta mengembangkannya menjadi kompetensi atau kualifikasi yang dapat membawa kesuksesan lebih penting dan lebih diperlukan daripada melakukan upaya ngawur dalam meraih kesuksesan hidup. Artinya, segala upaya yang kita lakukan untuk meraih kesuksesan, bagaimanapun, perlu dan penting untuk disesuaikan dengan potensi kita masing-masing. Keajaiban, keanehan, atau keunikan memang dapat terjadi –– seperti yang diilustrasikan di depan tadi –– tetapi itu bersifat perkecualian serta hanya bisa dilakukan oleh orang-orang dengan kemampuan yang luar biasa serta tekat, semangat, kerja keras, dan dukungan lingkungan yang tidak biasa pula.
Dalam kehidupan modern saat ini, kesuksesan sulit diraih dengan cara-cara yang boros waktu, tenaga, pikiran, dan biaya. Di tengah makin banyaknya jumlah penduduk, meningkatnya kesadaran untuk hidup sukses, ketatnya persaingan, kencangnya globalisasi, terbatasnya berbagai sumber daya, serta majunya ilmu pengetahuan dan teknologi, kesuksesan harus diraih dengan cara-cara yang efektif dan efisien. Nah, efektivitas dan efisiensi dalam meraih kesuksesan hanya dapat dicapai jika upaya pengembangan potensi kita lakukan berdasarkan pengenalan dan pengetahuan yang tepat mengenai potensi asli yang kita miliki. Makin kita tepat dalam mengenali dan mengetahui potensi yang kita miliki untuk kita kembangkan menjadi kompetensi dan kualifikasi, maka makin efektif dan efisienlah usaha yang kita lakukan dalam mencapai kesuksesan.
Dengan mengenali dan mengetahui potensi diri secara tepat, kita telah melakukan penghematan waktu, biaya, tenaga, dan pikiran secara besar-besaran. Hal ini karena kita tidak terus-menerus berkutat dan disibukkan oleh upaya-upaya yang tak terencana, tak jelas, dan tak terarah, yang menghabiskan sumber daya (uang, tenaga, pikiran, waktu, dan sebagainya) yang besar sekali. Bayangkan, berapa waktu, biaya, tenaga, dan pikiran yang kita hambur-hamburkan dengan percuma jika kita salah dalam mengenali dan mengetahui potensi? Betapa besarnya pemborosan yang kita lakukan jika selama bertahun-tahun kita kerja keras belajar dan berlatih, tetapi ternyata apa yang kita latih tidak sesuai dengan potensi sejati yang kita miliki? Betapa sayangnya jika bakat kita, misalnya, dalam bidang seni, tetapi yang kita genjot terus kemampuan kita dalam bidang olahraga, atau sebaliknya?
Dengan demikian, efektivitas dan efisiensi pengembangan potensi menjadi bagian dari faktor yang menentukan dalam meraih prestasi dan kesuksesan. Prestasi dan kesuksesan tidak dapat diraih dengan jalan pengembangan potensi yang dilakukan secara spekulatif (untung-untungan). Pengembangan potensi yang dilakukan secara spekulatif tidak hanya akan mengakibatkan pemborosan banyak hal, melainkan juga menyebabkan upaya meraih prestasi dan sukses sangat sulit dilakukan atau bahkan mudah sekali menemui kegagalan.

No comments:

Post a Comment