Monday, September 17, 2018

Sikap Penting dalam Meraih Prestasi

Sumber: http cgsyed.blogspot.com

Selain harus dilakukan sesuai dengan potensi, usaha meraih prestasi juga harus dibarengi dengan langkah-langkah pengembagan potensi yang tepat. Untuk meraih prestasi, potensi harus dikembangkan. Secara umum, pengembangan potensi harus dilakukan dengan cara belajar, berlatih, dan mempraktikkan secara teratur, berkesinambungan, tekun, dan ulet. Menurut para pakar, bakat atau potensi hanya berperan sekitar 10 persen saja dalam membantu seseorang meraih prestasi, sedangkan selebihnya (90 persen) ditentukan oleh usaha belajar, berlatih, dan kerja keras. Bahkan ada ahli dan praktisi yang berpendapat bahwa untuk meraih prestasi bakat sebenarnya hanya berperan 1 persen, adapun yang 99 persen ditentukan oleh usaha, kerja keras, dan doa.
Usaha pengembangan potensi untuk meraih prestasi juga membutuhkan beberapa sikap yang positif. Sikap positif yang dimaksud adalah sikap yang bersifat mendukung terwujudnya prestasi. Sikap ini harus ditumbuhkan karena usaha meraih prestasi umumnya tidak selalu berjalan mulus dan menghasilkan sukses. Sikap positif penting yang diperlukan, antara lain, optimis, berpikir dan berperasaan positif, disiplin, tidak lekas puas dengan hasil yang dicapai, tidak mudah menyerah, berani mengambil risiko, dan belajar dari pengalaman.
1.  Optimis
Setiap hendak melakukan sesuatu, terutama melakukan usaha memperbaiki nasib atau keadaan diri, kita disarankan untuk bersikap optimis. Nilai-nilai atau ajaran agama menyarankan kita untuk optimis: bahwa kita mempunyai peluang yang baik untuk mendapatkan hal yang positif jika kita berdoa pada Tuhan dan percaya akan pertolongan-Nya. Optimisme akan menjadikan kita tetap mempunyai pengharapan yang baik akan hal yang kita lakukan.
Apakah yang disebut optimisme? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002: 801), optimisme  adalah keyakinan atas segala sesuatu dari segi yang baik dan menyenangkan. Optimisme juga dapat diartikan sikap yang senantiasa mempunyai harapan baik dalam segala hal. Dengan pengertian dan sifatnya yang demikian, sikap optimis sangat dibutuhkan oleh setiap orang dalam melakukan berbagai aktivitas, termasuk meraih prestasi.
Sikap optimis akan menjaga kita untuk tetap berada pada jalur usaha mencapai prestasi. Dengan bersikap optimis, langkah-langkah kita akan tertuju pada prestasi yang sudah kita tetapkan sekaligus kita terpacu untuk berusaha untuk mencapai prestasi tersebut. Sebaliknya, tanpa sikap optimis, kita tidak akan memiliki pengharapan untuk mendapatkan prestasi sehingga usaha untuk mencapai prestasi menjadi sangat lemah.
2.  Berpikir dan Berperasaan Positif
Anda tentu pernah mendengar atau membaca istilah ‘berpikir positif’ (positive thinking), bukan? Berpikir positif adalah berpikir baik (tidak buruk, tidak jelek, atau tidak negatif) mengenai atau terhadap sesuatu hal. Berpikir positif dapat dikatakan mirip dengan berprasangka baik, yakni menaruh anggapan baik terhadap segala sesuatu yang dihadapi. Sementara itu, berperasaan positif (positive feeling) hakikatnya juga sama dengan berpikir positif; hanya bedanya berperasaan positif mengacu pada penggunaan perasaan atau hati.
Nah, dalam upaya mencapai prestasi, berpikir positif dan berperasaan positif sangat dibutuhkan. Berpikir positif dan berperasaan positif terhadap segala hal yang dihadapi akan menempatkan kita pada suasana yang kondusif. Dengan berpikir dan berperasaan positif, pikiran dan hati kita akan tenang, tenteram, sejuk, gembira, dan relatif bebas dari kekhawatiran atau ketakutan yang dapat menjadi gangguan yang serius. Hal ini penting sebagai bagian untuk mendapatkan konsentrasi dan fokus selama menjalankan latihan dalam upaya membentuk kemampuan atau kecakapan. Kemampuan atau kecakapan adalah modal atau sarana utama dalam mencapai prestasi.
3.  Disiplin
Disiplin merupakan sikap yang tidak dapat ditinggalkan dalam meraih prestasi. Tanpa disiplin, usaha meraih prestasi akan mandek. Hampir tidak ada prestasi dan sukses yang dicapai dengan sikap manja, malas-malasan, santai, asal-asalan, dan apa adanya. Orang-orang yang berprestasi adalah orang-orang yang umumnya berdisiplin tinggi. Mereka belajar dan berlatih serta mempraktikkan apa yang dipelajari dan dilatihkan dengan rutin, teratur, tepat waktu, dan sesuai ketentuan.
Potensi akan sulit berkembang menjadi kecakapan atau keterampilan jika tidak diasah dengan sikap disiplin. Bahkan usaha dan kerja keras pun jika dilakukan dengan sembarangan tanpa disiplin masih sulit menghasilkan prestasi. Disiplin berperan sangat penting dalam membentuk potensi menjadi kecakapan atau keterampilan.
Disiplin meliputi keteraturan, keajekan, dan ketepatan waktu dalam belajar dan berlatih. Disiplin juga mencakup keteraturan dalam melakukan hal-hal rutin keseharian, seperti makan, istirahat, bergaul, dan berkomunikasi dengan sesama. Orang dikatakan memiliki disiplin diri yang baik manakala ia dapat menjalankan bidang kegiatan dan kehidupan sehari-harinya dengan ajek, teratur, dan tepat waktu.
4.  Tidak Cepat Merasa Puas
Perasaan cepat puas menghalangi kita untuk mencapai kemampuan atau keterampilan yang optimal. Dengan perkataan lain, perasaan cepat puas menghambat kita dalam mencapai prestasi tinggi. Pencapaian prestasi seseorang sering mengalami kemandekan akibat munculnya perasaan cepat puas.
Perasaan lekas merasa puas biasanya mudah menghinggapi para pemula pemburu prestasi. Mereka ini umumnya kurang maksimal dalam meraih prestasi karena mungkin kurangnya pengetahuan mengenai jenjang atau tingkatan prestasi serta terbawa oleh perasaan mudah larut dalam kegembiraan yang berkepanjangan. Begitu prestasi tertentu diraih, perasaan senang dan puas langsung datang menyergap tanpa menyadari bahwa prestasi-prestasi lanjutan di atasnya masih banyak yang belum dicapai.
Untuk mencapai prestasi dan sukses, kita harus mencanangkan sikap tidak lekas merasa puas. Dengan tidak lekas merasa puas, kita akan terpacu untuk terus-menerus meningkatkan prestasi. Dengan tidak lekas merasa puas, kita akan termotivasi untuk meraih hasil yang lebih baik, lebih besar, dan lebih tinggi.
Pernahkah Anda mengikuti kisah para juara dunia olahraga yang masih berambisi untuk memperbaiki rekor waktu yang sudah dicapainya biarpun mereka sudah menjadi juara dunia? Itulah contoh sikap tidak cepat puas yang patut kita teladani. Jika mereka yang sudah menjadi juara dunia saja masih ingin terus meningkatkan prestasi, kita yang tentunya masih belum apa-apa jelas perlu terus meningkatkan kemampuan dalam upaya mencapai prestasi yang lebih besar dan lebih tinggi.
5.  Tidak Mudah Menyerah
Hambatan seringkali muncul serta kegagalan tidak jarang terjadi dalam usaha mencapai prestasi. Itu sebenarnya adalah hal yang biasa dalam liku-liku mencapai prestasi. Akan tetapi, kenyataannya, banyak orang menyerah begitu menemui hambatan berat atau mengalami kegagalan. Oleh karena menyerah, usaha per-buruan dan pencapaian prestasi pun menjadi kandas dan berakhir.
Padahal, hambatan sesungguhnya dapat diatasi serta kegagalan pun dapat dijadikan pelajaran. Untuk mencapai prestasi tinggi, kendala dan kegagalan hampir senantiasa menghadang. Tidak ada prestasi tinggi, apalagi di tingkat nasional dan internasional, yang tanpa kendala dan ancaman kegagalan.
Para peraih prestasi tinggi di level nasional dan internasional umumnya sudah sangat kenyang dengan hambatan dan kegagalan. Sebelum mencapai prestasi tinggi, mereka dihadang oleh banyak sekali hambatan serta berkali-kali mengalami kegagalan. Namun, berkat sikap tidak mudah menyerah, mereka dapat mengatasi semua hambatan serta dapat mengubah kegagalan menjadi pelajaran dan pemacu semangat sehingga akhirnya berhasil meraih prestasi.
Tak mudah menyerah merupakan sikap yang wajib diambil dalam meraih prestasi. Prestasi, apalagi prestasi tinggi, tidak mungkin diraih dengan mudah dan sekali tempuh. Rasanya hampir mustahil dengan satu kali perjuangan kita langsung dapat mengatasi semua hambatan dan pesaing serta begitu saja dapat meraih prestasi puncak. Kancah perebutan prestasi tinggi penuh dengan persaingan berat serta hambatan dan kegagalan sering menghadang sehingga hanya mereka yang punya sikap tidak mudah menyerahlah yang berpeluang untuk menggapainya.
6.  Berani Mengambil Risiko
Semua usaha mengandung risiko, termasuk usaha meraih prestasi. Risiko yang paling umum dalam melakukan usaha tidak lain adalah kegagalan. Kegagalan kecil atau besar dapat dialami oleh siapa saja yang mencoba merintis usaha mewujudkan sesuatu. Kegagalan selalu membayang-bayangi setiap usaha.
Selain risiko kegagalan, dalam upaya meraih prestasi juga ada risiko-risiko lain yang akan muncul. Risiko yang dimaksud tidak sekadar menjadi kemungkinan yang dapat terjadi, tetapi benar-benar akan terjadi. Risiko-risiko tersebut tidak lain adalah mengeluarkan tenaga dan biaya, mengorbankan waktu dan kesempatan bermain, memeras keringat dan pikiran, dan sebagainya. Risiko-risiko ini mau tidak mau harus dialami dalam usaha mencapai prestasi.
Dengan demikian, upaya meraih prestasi harus dilandasi kesadaran bahwa risiko kegagalan menjadi bagian yang tak terpisahkan. Kesadaran seperti ini akan menumbuhkan sikap berani mengambil risiko. Keberanian mengambil risiko akan memberikan kekuatan tersendiri karena dapat melenyapkan keragu-raguan dan kecemasan serta memicu tumbuhnya semangat yang lebih kuat dalam upaya meraih prestasi.
7.  Belajar dari Pengalaman
Ada sebuah ungkapan klise, tetapi sungguh memberi manfaat yang nyata. Ungkapan itu adalah “Pengalaman merupakan guru yang baik”. Tak diragukan lagi, pengalaman merupakan sumber pembelajaran yang penting dalam meraih sukses pada masa depan.
Pengalaman di sini merujuk pada kejadian-kejadian masa lalu yang pernah dialami. Pengalaman, apa pun bentuknya, baik keberhasilan maupun kegagalan, dapat menjadikan kita lebih matang, dewasa, dan mumpuni. Dengan berkali-kali mengalami kejadian (kesuksesan dan kegagalan), kita akan lebih kuat secara fisik dan kejiwaan, lebih tegar dalam menghadapi tantangan, serta lebih bijaksana dalam mengambil sikap dan tindakan.
Oleh sebab itu, belajar dari pengalaman adalah hal yang harus dilakukan dalam upaya meraih prestasi. Jika suatu saat kamu pernah mengalami (peristiwa) kegagalan dalam sebuah lomba; dengan belajar sungguh-sungguh dari kejadian itu, kamu pasti akan lebih siap dan lebih tangguh dalam menghadapi lomba serupa untuk yang akan datang. Belajar dari pengalaman akan membuat langkahmu ke depan lebih hati-hati, waspada, terukur, dan terkontrol. Strategi untuk mengatasi segala kendala dan tantangan juga akan lebih mantap. Dengan begitu, peluang kamu untuk mencapai sukses dalam lomba itu menjadi lebih terbuka.
Pengalaman yang dapat dijadikan sumber pembelajaran bukan hanya pengalaman diri sendiri, melainkan juga pengalaman orang lain, terutama pengalaman orang-orang yang sukses dan berprestasi. Dalam banyak hal, pengalaman orang-orang besar yang sukses dan berprestasi mengandung hikmah dan pelajaran yang sangat baik. Dari pengalaman mereka, kita, antara lain, dapat mengambil dan meniru kiat-kiat mereka dalam meraih sukses dan prestasi. Pengalaman orang-orang sukses, jika kita mempelajarinya dengan serius, dapat menginspirasi kita untuk meraih sukses yang serupa.

No comments:

Post a Comment