Saturday, March 3, 2018

Larry Page (1973—...)

Sumber: express.co.uk


Pada akhir abad ke-20, Amerika Serikat kembali melahirkan anak muda kreatif dan dinamis yang mencengangkan. Pada tahun 1998, Edward "Larry" Page, seorang anak muda Amerika, bersama Sergey Brin, pemuda Rusia yang sudah menjadi warga negara Amerika, mendirikan sebuah perusahaan yang bernama Google. Perusahaan yang semula merupakan search engine (mesin pencari) data di internet ini sekarang telah menjelma menjadi perusahaan multinasional yang memiliki spesialisasi pada jasa dan produk internet, dengan produk meliputi teknologi pencarian, komputasi web, perangkat lunak, dan periklanan online (daring). Berkat kejeniusan dan kreativitas Larry Page dan Srgey Brin, Google berkembang menjadi perusahaan global raksasa yang produk-produknya paling dibutuhkan oleh penduduk bumi pengguna internet pada awal abad ke-21 ini.
Dunia tercengang dan terpukau. Memasuki awal abad ke-21, Google tidak hanya menjadi salah satu dari lima perusahaan dengan aset terbesar di dunia, melainkan juga sebagai mesin pencari terpopuler dan terbesar di dunia hampir setiap menit atau bahkan setiap detik namanya tercantum dan muncul pada alat komunikasi (komputer dan handphone) para pengguna internet di seluruh dunia. Nama Sergey Brin dan Larry Page pun berkibar di mana-mana serta mereka menjadi kaya raya.
Siapakah Larry Page? Bagaimana dia (bersama Sergey Brin) bisa membetot perhatian dan minat masyarakat dunia untuk menggunakan produk yang ia ciptakan? Bagaimana dalam usia muda Larry Page bisa sukses menghasilkan penemuan yang spektakuler seperti itu?
Larry Page memiliki nama lengkap Lawrence Edward "Larry" Page. Ia lahir di Lansing, Michigan, Amerika Serikat, pada 26 Maret 1973, dari pasangan suami-istri Carl Page dan Gloria. Ayahnya, Carl Page, merupakan profesor dalam bidang ilmu komputer dan pakar artificial intelligence (kecerdasan buatan), adapun ibunya, Gloria, merupakan instruktur pemprograman komputer di Michigan State University dan Lyman Briggs College.
Sejak berusia 6 tahun, Larry Page sudah menunjukkan minatnya yang besar dan luar biasa pada komputer. Sebagaimana pengakuannya, semasa kecil dahulu, rumahnya seringkali terlihat semrawut dan kacau oleh berserakannya majalah sains dan mesin komputer. Ia sudah akrab dengan mesin pengolah kata generasi pertama saat usianya belum genap delapan tahun. Di sekolahnya, ia menjadi siswa pertama yang mengerjakan tugas-tugas sekolah dengan menggunakan komputer.
Ketertarikan Page pada komputer sejak kecil tidak lepas dari peran kedua orang tuanya. Ayah dan ibunya yang sejak awal memang sudah bergelut dengan dunia komputer seringkali menanamkan pengertian tentang pentingnya kreativitas dan penemuan kepada Page dan saudaranya. Kakak Larry Page, yakni Carl Victor Page Jr., juga berkecimpung dalam bidang komputer. Victor pernah mendirikan eGroups, tetapi kemudian dijual kepada Yahoo akibat krisis keuangan.
Menginjak usianya yang ke-12, Larry Page sudah berpikir untuk mendirikan perusahaan komputer. Menjelang dewasa, untuk mewujudkan mimpinya, pemuda lulusan East Lansing High School ini meneruskan studinya ke Universitas Michigan dengan mengambil jurusan teknik komputer. Page meraih gelar Bachelor of Science dalam bidang teknik komputer dari Universitas Michigan dengan pujian.
Page melanjutkan studi pascasarjananya di Universitas Standford, Inggris. Di universitas inilah Page bertemu dan berkenalan dengan seorang pemuda Amerika imigran dari Rusia, Sergey Brin, yang juga sama “gila”-nya dengan dunia komputer. Masa-masa awal perkenalan keduanya banyak diwarnai silang pendapat sehingga, konon, keduanya saling tak menyukai. Memasuki tahun 1996, barulah mereka dapat saling memahami dan beradaptasi karena memiliki minat dan perhatian yang sama: bagaimana cara menemukan dan merancang search engine (mesin pencari). Page dan Brin pun akhirnya menjalin kerja sama untuk merancang mesin pencari yang diberi label “BackRub”. BackRub inilah yang kemudian menjadi cikal bakal Google.
Backrub semula digunakan untuk meneliti proses menghubungkan balik sebuah situs ke page lain. Dari BackRub, Page dan Brin menemukan bahwa sebuah web memiliki data link yang lebih banyak untuk mencari tahu mengenai hal tertentu sehingga proses pencarian di internet dapat dilakukan dengan lebih efektif. Setelah usaha menawarkan dan menjual BackRub kepada Yahoo, Infoseek, Lycos, dan AltaVista mendapat penolakan karena BackRub dianggap tidak efektif, mereka memutuskan untuk mengembangkan Backrub secara mandiri.
Pada tahun 1997, Page dan Brin mengubah nama BackRub menjadi “Googol”. Googol merupakan istilah dalam matematika yang digunakan untuk menyebut bilangan 1 yang diikuti seratus bilangan 0 (nol). Nama Googol diadopsi Page dan Brin sebagai simbol untuk menjelaskan misi perusahaan yang mereka dirikan: sebagai lokasi berhimpunnya informasi yang tiada batas di internet. Pada 4 September 1998, Page dan Brin pun resmi mendirikan Google.
Diambil dan ditetapkannya nama “Google” (dari semula “Googol”) terjadi akibat kesalahan eja dan tulis yang tidak disengaja. Saat masih bernama “Googol”, para investor keliru dalam menginterpretasikan nama “Googol”. Mereka mengeja nama “Googol” menjadi “Google” serta telanjur pula menuliskan nama “Google” di lembaran cek. Peristiwa yang cukup jenaka ini akhirnya menjadikan Page dan Brin memutuskan menggunakan nama “Google” (bukan lagi “Googol”) untuk perusahaan (mesin pencari) yang mereka dirikan.
Page dan Brin menjalankan Google sebagai presiden bersama sampai tahun 2001. Pada tahun itu pula mereka merekrut Eric Schmidt untuk menjadi CEO (Chief Executive Officer) Google. Page menjalankan Google sebagai tritunggal bersama dengan Brin dan Schmidt. Pada 2 Oktober 2015, Page bersama Brin mendirikan perusahaan baru yang diberi nama Alphabet Inc. Alphabet Inc. dibentuk sebagai perusahaan holding (perusahaan induk) untuk menaungi Google dan banyak perusahaan baru lain yang diakuisisi Google. Di Alphabet Inc., Page berperan sebagai CEO, Brin sebagai presiden, dan Schmidt sebagai ketua.
Penghasilan Page terus melesat sejalan dengan kian kaya dan jayanya Google dan Alphabet. Forbes pernah memperkirakan, kekayaan Page mencapai 38,5 miliar dolar AS (lebih dari Rp500 triliun), membuatnya masuk dalam daftar 50 orang terkaya di dunia. Pada kesempatan lain, Forbes juga pernah menempatkan Page pada peringkat 27 (satu tingkat di belakang Sergey Brin) dalam daftar orang terkaya di dunia dengan kekayaan bersih mencapai 12,8 miliar dolar AS.
Page memiliki sebuah kapal pesiar (yacht) yang ia beri nama “Senses”. Kapal ini dibelinya seharga 45 juta dolar AS dari Jerman. Page juga memiliki sebuah pesawat jet pribadi yang biasa ia gunakan untuk berelaksasi serta mengusir rasa penat akibat kesibukannya mengurus perusahaan. Untuk mobil, salah satu jenis yang sering ia gunakan adalah Toyota Prius, mobil elektrik hibrida yang dinobatkan sebagai mobil paling ramah lingkungan di dunia karena kepulan asap dan emisinya sangat kecil.
Sebagai bos perusahaan besar dunia, Larry Page tentu dibelit kesibukan yang luar biasa. Namun, ia masih sempat meluangkan waktu untuk melakukan kegiatan-kegiatan di luar (urusan) perusahaan. Tidak jarang ia melakukan aktivitas di luar rumah, seperti melancong ke tempat-tempat baru dan melakukan kiteboarding (olahraga selancar yang terhubung dan dihela dengan paralayang). Necker Island, Alaska, merupakan salah satu tempat favorit Page untuk melakukan kiteboarding.
Ketokohan Larry Page tidak sepenuhnya dapat menutupi kekurangannya sebagai manusia biasa. Ia diperkirakan mengalami kelainan autoimun, yakni menyerangnya sistem kekebalan tubuh terhadap sel-sel sehat di dalam tubuh sendiri. Kelainan ini menyebabkan peradangan kronis pada kelenjar tiroid sehingga menimbulkan gangguan suara. Saat berbicara, lama-kelamaan suara Page kian serak dan volumenya mengecil (kian lirih). Untuk mengatasi gangguan ini, hampir setiap kali berbicara di depan forum (umum) Page harus menggunakan pengeras suara (mikrofon) agar suaranya dapat terdengar oleh hadirin.
Larry Page pernah berkencan dengan Marissa Mayer, mantan karyawati Google dan mantan CEO Yahoo. Perjalanan cinta mereka kandas hingga Page kemudian jatuh hati dan berpacaran dengan Lucinda Southworth, mahasiswi informatika biomedik yang merupakan adik aktor Carrie Southworth. Page dan Lucinda menikah pada tahun 2007 dalam sebuah pesta yang mewah di Kepulauan Karibia.
Page adalah orang yang tidak suka membuang-buang waktu. Ia selalu ingin memanfaatkan waktu dengan efektif dan efisien. Bahkan, saat makan, ia berusaha untuk berhemat waktu sehingga ia sering sekali makan cracker dalam satu kali gigitan agar dapat segera mengerjakan tugas yang lain setelahnya.
Page juga dikenal sebagai pribadi yang cepat dalam mengambil keputusan. Selama sebuah keputusan cepat tidak akan berakibat fatal, ia akan lakukan itu dengan segera. Oleh sebab itu, Page kerapkali bertanya kepada para bawahan dan tim yang dipimpinnya,  Mengapa kita tidak dapat melakukan ini lebih cepat?
Page akan terus menuntut tim yang dipimpinnya untuk memutuskan sesuatu hingga mereka sampai pada batas maksimum kemampuannya. Ia baru akan berhenti menuntut mereka jika tim sudah “berteriak” akibat merasa tak nyaman. Dan, dalam bekerja, Page senantiasa berupaya untuk menghasilkan hal yang lebih baik dari yang diharapkan orang lain. Itulah sebabnya, ia meminta para karyawan Google untuk tidak sekadar bekerja memenuhi kewajiban, melainkan mampu menghasilkan karya-karya terbaik untuk perusahaan.
Berikut ini kata-kata bijak atau motivasi dari Larry Page.
·        Jika Anda hendak mengubah dunia, lakukanlah pekerjaan yang penting, yang membuat Anda selalu bersemangat ketika bangun tidur pada pagi hari.
·        Kita harus membangun sesuatu yang besar yang belum pernah ada.
·        Jika Anda tidak melakukan sesuatu yang gila, Anda sedang melakukan hal yang salah.
·        Pada dasarnya, tujuan kami adalah mengatur informasi dunia serta membuatnya dapat diakses secara menyeluruh dan berguna.
·        Mesin pencari utama pada dasarnya akan mengerti segala sesuatu di dunia dan selalu akan memberikan hal yang benar.
·        Sebagian besar orang berpikir bahwa perusahaan pada dasarnya jahat. Mereka mendapatkan kecaman yang buruk. Dan saya pikir, hal itu ada benarnya.
·        Banyak perusahaan tidak berhasil dari waktu ke waktu. Apakah yang mereka lakukan secara fundamental itu salah? Mereka biasanya kehilangan masa depan.

(Sumber: Maestronesia, Akhmad Zamroni, http://belajarpadamaestro.blogspot.co.id/, 3 Maret 2018)

No comments:

Post a Comment