Affandi (kiri) berbakat dalam seni lukis, Ronaldo dan Messi berbakat dalam olahraga sepak bola (Sumber: www.kelambit.com-theworldgame.sbs.com.au) |
(Sumber: Sadah Siti Hajar, Embun, http://caraelok.blogspot.co.id/search/label/Pengembangan%-
20Potensi, Jumat, 20 Januari 2017)
20Potensi, Jumat, 20 Januari 2017)
Seperti
halnya kecerdasan, bakat sebenarnya juga menjadi bagian dari potensi manusia.
Setiap individu pada dasarnya memiliki bakat. Bakat yang dimiliki setiap
individu berbeda-beda. Orang seperti Lionel Messi, Cristiano Ronaldo, dan
Neymar memiliki bakat yang besar dalam bermain sepak bola. Muhammad Ali, Sugar
Ray Leonard, dan Rocky Marciano berbakat dalam olahraga tinju. William
Shakespeare, Leo Tolstoy, dan Naguib Mahfuz sangat berbakat dalam sastra.
Whitney Houston, Mariah Carey, dan Hetty Koes Endang memiliki bakat mengagumkan
dalam menyanyi. Eric Clapton, Slash, dan Idris Sardi memiliki bakat istimewa
dalam bermain musik. Leonardo da Vinci, Michaelangelo, dan Affandi memiliki
bakat hebat dalam melukis.
Bakat,
yang dalam beberapa tahun terakhir seringkali disamakan dengan talenta,
memiliki kedekatan definisi dengan kemampuan. Bakat (dalam bahasa Inggris
disebut aptitude) lazim didefinisikan
sebagai kemampuan bawaan yang merupakan potensi (potential ability) yang masih perlu untuk dikembangkan atau dilatih
agar dapat terwujud (Semiawan dan Munandar dalam Sobur, 2011: 180). Adapun
kemampuan (ability) merupakan daya
untuk melakukan suatu tindakan sebagai hasil dari pembawaan dan pelatihan
(Sobur, 2011: 180).
Di
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002: 93), bakat diartikan sebagai dasar
(kepandaian, sifat, dan pembawaan) yang dibawa sejak lahir. Adapun menurut Alex
Sobur (2011: 181), bakat merupakan kemampuan alamiah untuk mendapatkan
pengetahuan atau keterampilan, yang relatif dapat bersifat umum (contohnya, bakat
intelektual umum) atau khusus (bakat akademis khusus). Menurut Arthur
Schopenhauer, karena sifatnya bawaan sejak lahir, bakat tidak mudah
terpengaruhi oleh lingkungan dan perasaan serta cenderung permanen. Kajian
terhadap bakat manusia melahirkan berbagai definisi tentang potensi yang satu
ini. Berikut ini dikemukakan beberapa pengertian dan pendapat seputar bakat.
· Kartini
Kartono (1979) menyatakan, bakat mencakup segala faktor yang terdapat pada
individu sejak awal pertama dari kehidupannya yang kemudian menumbuhkan
perkembangan keahlian, kecakapan, dan keterampilan khusus tertentu. Bakat
bersifat laten potensial; dalam arti dapat mekar dan berkembang.
· Suganda
Pubakawatja (1982) mengatakan, bakat sebagai benih dari suatu sifat baru akan
tampak nyata jika mendapat kesempatan atau kemungkinan untuk berkembang.
· Wijaya
(1988: 66) menyatakan bahwa bakat adalah suatu kondisi pada seseorang yang
dengan suatu latihan khusus memungkinkannya mencapai suatu kecakapan,
pengetahuan, dan keterampilan khusus, seperti kemampuan berbahasa, kemampuan
bermain musik, dan sebagainya.
· Menurut
William B. Michael, bakat adalah kemampuan individu dalam melakukan tugas, yang
sedikit sekali dipengaruhi atau tergantung pada latihan (yang dilakukan
sebelumnya).
· Menurut
Bingham, bakat adalah kondisi, kualitas, atau seperangkat sifat yang dianggap
sebagai tanda kemampuan individu untuk menerima latihan (respons).
· Crow
menyatakan, bakat merupakan kualitas yang dimiliki oleh semua orang dalam
tingkat yang beragam.
· Woodworth
dan Marquis menyatakan, bakat adalah prestasi yang dapat diramalkan dan dapat
diukur melalui tes khusus.
· Guilford
mengatakan, bakat adalah kemampuan kinerja yang mencakup dimensi perseptual,
dimensi psikomotor, dan dimensi intelektual.
Bakat
dan kemampuan menentukan prestasi seseorang. Prestasi menjadi perwujudan dari
bakat dan kemampuan seseorang. Orang yang memiliki bakat besar dalam bidang
tertentu, misalnya, dalam sepak bola, diperkirakan akan mampu meraih prestasi
besar dalam cabang olahraga ini. Secara kolektif, ia dapat membawa tim yang
dibelanya menjadi juara dalam berbagai turnamen, sementara secara individual,
ia dapat terpilih menjadi pemain terbaik serta meraih banyak penghargaan.
Prestasi yang tinggi dalam bidang tertentu mengindikasikan bakat dan kemampuan
yang unggul dalam bidang yang bersangkutan.
Namun,
banyak ahli psikologi menyimpulkan bahwa bakat sebenarnya berperan tidak lebih
dari 30 persen dalam menentukan kesuksesan hidup seseorang. Bakat tidak akan
menjelma menjadi kemampuan dan keunggulan yang mengantarkan seseorang meraih
prestasi dan kesuksesan jika tidak dikelola dan dikembangkan dengan cara yang
tepat. Faktor yang menentukan keberhasilan dalam pengembangan bakat, antara
lain, motivasi, tekat, lingkungan, sarana, serta pendidikan dan pelatihan. Tak
sedikit sosok berbakat besar dalam berbagai bidang hanya menjadi orang biasa
atau bahkan menjadi pribadi yang gagal akibat keliru dalam mengelola,
menyalurkan, atau mengembangkan bakatnya. Lalu, apa saja jenis-jenis bakat yang
dimiliki manusia? Bakat manusia banyak ragamnya. Berikut kita simak jenis-jenis
bakat manusia.
Berdasarkan
fungsi atau aspek jiwa raga yang terlibat
dalam berbagai jenis prestasi, bakat dibedakan menjadi empat, yakni bakat
yang lebih berdasarkan psikofisik, bakat kejiwaan yang bersifat umum, bakat
kejiwaan yang khas dan majemuk, serta bakat yang lebih berdasarkan pada alam
perasaan dan kemauan (Noesyirwan dalam Sobur, 2011: 189–190).
· Bakat
yang lebih berdasarkan psikofisik. Bakat ini berakar pada jasmaniah sebagai
dasar dan fundamen bakat, seperti kemampuan pengindraan; ketangkasan dan
ketajaman pancaindra; kemampuan motorik; kekuatan tubuh; kelincahan fisik;
serta keterampilan jari-jemari, tangan, dan anggota badan.
· Bakat
kejiwaan yang bersifat umum. Bakat ini berupa kemampuan ingatan, daya khayal
(imajinasi), dan inteligensi. Daya ingat ialah kemampuan menyimpan isi
kesadaran pada saat tertentu serta membawanya kembali ke permukaan pada saat
yang lain. Dalam ingatan jiwa manusia bersifat menerima dan reproduktif.
Imajinasi atau daya khayal merupakan isi kesadaran yang berasal dari dunia
dalam diri manusia sendiri, yang berupa gambar khayalan dan gagasan-gagasan
kreatif sehingga jiwa manusia bersikap spontan dan produktif. Inteligensi
merupakan kemampuan menyesuaikan diri pada keadaan dengan menggunakan alat
pemikiran yang berbeda dengan penyesuaian diri karena kebiasaan atau sebagai
akibat pelatihan (drill) dan
coba-coba (trial and error).
Penyesuaian diri karena kebiasaan, pelatihan, dan coba-coba bersifat mekanis,
kadangkala secara kebetulan memerlukan banyak waktu. Penyesuaian diri dengan
pemikiran terjadi karena pengertian, pendapat pemahaman, pencarian makna dan
hubungannya yang terlihat dalam pemecahan dan penguasaan keadaan baru dari
kesulitan yang dihadapi. Inteligensi dapat diuraikan sebagai kemampuan
menangkap, memahami, menjelaskan, menguraikan, memadukan, serta menyimpulkan
arti hubungan dan sangkut paut makna. Setiap orang memiliki isi, proses, dan
cara berpikir yang berbeda-beda.
· Bakat
kejiwaan yang khas dan majemuk. Bakat yang khas atau bakat dalam pengertian
sempit adalah bakat yang sejak awal sudah ada dan terarah pada suatu bidang
yang terbatas, seperti bakat bahasa, bakat melukis, bakat musik, bakat seni,
dan bakat ilmu. Dalam pada itu, bakat majemuk berkembang lambat laun dari bakat
produktif ke arah yang sangat tergantung pada keadaan di dalam dan di luar
individu, seperti bakat filsafat, bakat hukum, bakat mendidik, bakat psikologi,
bakat kedokteran, bakat ekonomi, dan bakat politik.
· Bakat
yang lebih berdasarkan pada alam perasaan dan kemauan. Bakat ini sangat terkait
dengan watak, seperti kemampuan untuk melakukan kontak sosial, kemampuan
menyayangi, kemampuan menghayati perasaan orang lain.
Berdasarkan
sifat prestasinya, bakat dapat
diklasifikasikan menjadi bakat reproduktif, bakat aplikatif, bakat
interpretatif, dan bakat produktif
(Noesyirwan dalam Sobur, 2011:
190).
· Bakat
reproduktif. Bakat reproduktif merupakan kemampuan untuk memproduksi hasil
pekerjaan orang lain serta menguraikan kembali dengan tepat
pengalaman-pengalaman sendiri. Bakat ini sangat terkait dengan daya ingat
seseorang.
· Bakat
aplikatif. Bakat aplikatif adalah kemampuan memiliki, mengamalkan, mengubah,
dan menerangkan, pendapat, buah pikiran, dan metode yang berasal dari orang
lain.
· Bakat
interpretatif. Bakat interpretatif adalah kemampuan menangkap dan menjelaskan
hasil pekerjaan orang lain sehingga selain sesuai dengan maksud penciptanya,
penjelasan tersebut juga mencerminkan pendapat atau pendirian pribadi.
· Bakat
produktif. Bakat produktif merupakan kemampuan menciptakan hal-hal baru sebagai
sumbangan dalam ilmu pengetahuan, pembangunan, dan bidang kehidupan lain yang
berharga.
Dalam
diri manusia terdapat lima jenis bakat yang masing-masing terkait dengan
bidang-bidang tertentu. Kelima bakat tersebut adalah bakat akademik khusus,
bakat kreatif-produktif, bakat seni, bakat psikomotorik, dan bakat sosial.
· Bakat
akademik khusus. Bakat akademik khusus merupakan kemampuan untuk memahami
konsep yang berkaitan dengan angka-angka (numeric), logika bahasa (verbal), dan
sejenisnya.
· Bakat
kreatif-produktif. Bakat kreatif-produktif adalah bakat dalam menciptakan atau
menghasilkan hal baru, seperti menciptakan program komputer baru, teori baru
dalam bidang tertentu, model arsitektur baru, dan karya sastra dengan gaya
pengungkapan baru.
· Bakat
seni. Bakat seni merupakan bakat dalam menghasilkan karya seni atau melakukan
aktivitas seni, seperti mengaransemen musik, membuat patung, menciptakan
lukisan, menulis puisi, dan menghasilkan koreografi tari.
· Bakat
psikomotorik. Bakat ini adalah bakat yang terkait dengan kemampuan atau
keterampilan fisik, seperti bermain sepak bola, bermain sulap, dan membuat
kerajinan tangan.
· Bakat
sosial. Bakat ini merupakan bakat dalam melakukan kontak atau hubungan dengan
orang lain dalam kehidupan bermasyarakat, seperti melakukan negosiasi,
menawarkan suatu produk, berkomunikasi dalam organisasi, dan menjadi pemimpin
dalam kelompok.
Bakat
manusia terdiri atas bakat umum dan bakat khusus. Bakat umum merupakan
kemampuan yang berupa potensi dasar yang bersifat umum, yang dimiliki oleh
setiap orang. Adapun bakat khusus merupakan kemampuan yang berupa potensi
khusus yang tidak dimiliki oleh semua. Bakat khusus terbagi menjadi bakat
verbal; bakat numerikal; bakat bahasa (linguistik); bakat kecepatan,
ketelitian, dan klerikal; bakat relasi ruang (spasial); bakat mekanik; bakat
abstrak; serta bakat skolastik.
· Bakat
verbal. Bakat verbal merupakan bakat mengungkapkan konsep dalam bentuk
kata-kata.
· Bakat
numerikal. Bakat ini merupakan bakat memahami konsep dalam bentuk angka.
· Bakat
bahasa (linguistik). Bakat ini adalah bakat dalam melakukan penalaran dan
penguasaan bahasa.
· Bakat
kecepatan, ketelitian, dan klerikal. Bakat ini adalah bakat yang terkait dengan
kegiatan tulis-menulis, ramu-meramu untuk laboratorium, pekerjaan kantor, dan
kegiatan kerohanian.
· Bakat
relasi ruang (spasial). Bakat relasi ruang merupakan bakat untuk mengamati dan
menjelaskan pola dua dimensi atau berpikir dalam tiga dimensi.
· Bakat
mekanik. Bakat mekanik adalah bakat untuk menguasai prinsip-prinsip umum
mengenai pengetahuan alam, tata kerja mesin, serta perkakas dan peralatan
lainnya.
· Bakat
abstrak. Bakat abstrak adalah bakat untuk menguasai pola, rancangan, diagram,
ukuran-ukuran, bentuk-bentuk, dan posisi-posisinya.
· Bakat
skolastik. Bakat skolastik merupakan bakat untuk menguasai kombinasi kata-kata
(logika) dan angka-angka, termasuk di dalamnya kemampuan dalam penalaran,
mengurutkan, berpikir dalam pola sebab-akibat, menciptakan hipotesis, mencari
keteraturan konseptual atau pola numerik.
No comments:
Post a Comment