Pria yang nama lahirnya Pangeran Lev
Nikolayevich Tolstoy ini biasa disebut sebagai Leo Tolstoy. Tolstoy lahir di Yasnaya
Polyana, Kekaisaran Rusia, pada 9 September 1828 dan wafat di
Astapovo pada 20 November 1910. Tolstoy adalah anak keempat dari lima
bersaudara.
Orang tua Tolstoy meninggal ketika ia masih
kecil sehingga ia dibesarkan oleh sanak keluarganya. Tolstoy belajar hukum dan
bahasa oriental di Universitas Kazan. Kelihatannya ia tidak
begitu kerasan dengan dunia akademik sehingga ia meninggalkan bangku kuliah
sebelum tamat. Para dosennya mendeskripsikan dirinya sebagai “tidak mampu dan
tidak mau belajar.”
Tolstoy sebenarnya berasal dari keluarga
bangsawan Rusia yang kaya raya. Namun, ironis, Tolstoy merasa bahwa
dirinya tidak berhak untuk mendapatkan harta warisan. Ia terkenal di kalangan
para petani karena kedermawanannya. Ia juga sering memberikan bantuan kepada
para gelandangan dan pengemis.
Pada tahun 1862 Tolstoy menikah dengan Sofia
Andreevna Bers. Pernikahan Tolstoy dengan perempuan yang usianya 16 tahun lebih
muda ini menghasilkan 13 orang anak. Ia menghabiskan banyak waktunya
di Moskwa dan St. Petersburg. Setelah terjerat utang besar
karena judi, Tolstoy menemani kakaknya ke Kaukasus dan kemudian
memasuki dinas ketentaraan Rusia. Pada masa-masa inilah ia mulai menulis
sastra.
Tolstoy menjadi besar, dihormati, disegani,
dikagumi, dan diidolakan oleh banyak kalangan karena karya-karya sastranya. Ia
menulis esai, cerita pendek, naskah drama, dan novel. Bersama dengan Fyodor
Dostoyevsky, Leo Tolstoy dianggap sebagai sastrawan terbesar Rusia hingga
saat ini. Wikipedia menyebutnya sebagai sastrawan, pembaharu
sosial, pasivis, anarkis Kristen, dan vegetarian.
Nama Tolstoy mencuat di blantika sastra Rusia
dan dunia terutama karena dua novel masterpiece-nya, yakni Perang dan
Damai (1865-1869) dan Anna Karenina (1875-1877). Kedua buku ini
dinilai Wikipedia bertengger di puncak fiksi realistik dari cakupan, luas,
dan gambarannya yang realistik perihal kehidupan Rusia. Karya-karya lain
Tolstoy, di antaranya, Serangan (1852), Masa Kecil (1854),
Cerita-Cerita Sevastopol (1855–1856), Kebahagiaan Keluarga (1859),
Orang-Orang Kosak (1863), Tawanan di Kaukasus (1872), Romo
Sergius (1873), Kematian Ivan Ilyich (1886), Kuasa
Kegelapan (1886), Buah-Buah Kebudayaan (1889), Sonata
Kreutzer (1889), Kerajaan Allah Ada di Dalam Dirimu (1894), Surat
kepada Kaum Liberal (1898), Mayat Hidup (1911), dan Hadji
Murad (1912).
Oleh karena keunggulan dan kehebatan
karya-karyanya (terutama novel-novelnya), Tolstoy dikagumi dan dihormati oleh
sesama sastrawan sezamannya. Sesama sastrawan Rusia, Dostoyevsky, menganggap
Tolstoy sebagai novelis terbesar di antara semua novelis yang hidup pada zaman
itu. Satrawan Rusia yang lain, Anton Chekhov, memuji Tolstoy dengan mengatakan,
“.... bahkan jika kita sendiri tidak
mencapai hasil apa-apa, hal itu tidak menjadi masalah karena Tolstoy yang
berprestasi untuk kita semua.” Virginia Woolf menganggap Tolstoy sebagai
yang terbesar di antara semua novelis. Sastrawan Prancis, Gustave Flaubert,
menilai Tolstoy sebagai seniman dan psikolog yang hebat. Adapun Thomas
Mann, William Faulkner, dan Marcel Proust memiliki perasaan yang relatif sama
bahwa karya-karya Tolstoy begitu mirip dengan alam.
Tolstoy memiliki pengalaman unik tersendiri
terkait dengan Dostoyevsky. Tolstoy dan Dostoyevsky, baik oleh publik Rusia
maupun peminat dan kritikus sastra dunia, sama-sama dianggap sebagai sastrawan
terbesar Rusia dan mereka berdua juga hidup dalam masa atau zaman yang sama,
tetapi mereka tidak pernah berjumpa dan bertatap muka secara langsung. Keduanya
saling memuji dan karya-karyanya keduanya saling mempengaruhi satu sama lain.
Tolstoy konon menangis pada saat mendengar berita kematian Dostoyevsky.
Tolstoy tidak hanya menanamkan pengaruh besar
dan luas di dunia sastra, melainkan juga di kalangan aktivis kemanusiaan.
Melalui karyanya, Kerajaan Allah Ada di dalam Dirimu, Tolstoy
mengungkapkan ide-ide cemerlangnya mengenai perlawanan tanpa kekerasan. Gagasan
Tolstoy ini kemudian diketahui memengaruhi tokoh-tokoh kemanusiaan terkemuka
abad ke-20, seperti Mahatma Gandhi dan Martin Luther King, Jr.
Berikut beberapa fakta unik lain di
sekitar kehidupan Leo Tolstoy.
· Pernikahannya
yang terakhir digambarkan A.N. Wilson sebagai salah satu pernikahan yang
paling tidak bahagia dalam sejarah sastra.
· Perang dan Damai (War and Peace) secara umum
dianggap sebagai salah satu novel besar dan fenomenal yang pernah ditulis.
Cakupan ceritanya demikian luas, tetapi terjaga keutuhannya. Di dalamnya ada
580 tokoh, banyak di antaranya historis, dan yang lainnya fiktif.
· Perang dan Damai
memang dinilai publik dan kritikus sebagai novel besar dan fenomenal,
tetapi Tolstoy sendiri justru tidak menganggap Perang dan Damai sebagai
sebuah novel.
· Selain sebagai
sastrawan, Tolstoy juga menjadi anggota resimen artileri yang
berpangkat letnan dua selama Perang Krim.
· Tolstoy
meninggal tahun 1910 pada umur 82 tahun akibat radang paru-paru. Hal ini
terjadi setelah ia meninggalkan rumahnya di tengah musim dingin yang menusuk
tulang.
· Berawal dari
surat yang ditulis dan dikirimnya kepada sebuah surat kabar India (surat itu
diberi judul “Surat kepada Seorang Hindu”),
Tolstoy terlibat korespondensi panjang dengan Mahatma Gandhi.
Ide-ide Tolstoy melalui korespondensi ini sangat memengaruhi Gandhi dalam
mengembangkan konsep perlawanan tanpa kekerasan.
· Sebagian
novelnya, seperti Kematian Ivan Ilyich (1886) dan Jadi Apa
yang Harus Kita Lakukan mengembangkan
filsafat Kristen anarko-pasifis yang membuat
ia dikucilkan dari Gereja Ortodoks pada tahun 1901.
Berikut beberapa kata bijak yang
disampaikan Leo Tolstoy melalui beberapa tulisannya.
· Jika Anda tidak
mengajari diri sendiri untuk mencari setiap kesempatan melakukan kebaikan, maka
setidaknya jangan sampai melepaskan kesempatan itu jika Anda melihatnya.
· Jika anda
mencari kesempurnaan, Anda tidak akan pernah tenang.
· Seni bukan hasil
kerajinan, melainkan transmisi perasaan seniman yang telah mengalaminya.
· Dua pejuang yang
paling berkuasa adalah kesabaran dan waktu.
· Di mana ada
cinta di situlah Tuhan berada.
· Semua orang
berpikir untuk mengubah dunia, tetapi tidak ada seorang pun yang berpikir untuk
mengubah dirinya sendiri.
·
Makin sedikit
yang kita butuhkan, makin sedikit kesulitan-kesulitan yang kita hadapi.
· Sejarawan
seperti orang tuli yang terus menjawab pertanyaan yang tak seorang pun
menanyakannya.
No comments:
Post a Comment