Monday, July 30, 2018

Makanan Khas Ngawi yang Perlu Kita Cicipi

Lethok atau sayur tumpang khas Ngawi (Sumber: i2.wp.com)


     Ngawi adalah sebuah kota dan kabupaten yang terletak di perbatasan Provinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah. Ngawi berada di ujung barat provinsi Jawa Timur
serta wilayahnya sebagian besar merupakan dataran rendah. Secara geografis, Ngawi memang termasuk dalam Provinsi Jawa Timur, tetapi secara kultural dan bahasa lebih dekat dengan Provinsi Jawa Tengah (terutama Surakarta dan Yogyakarta) sehingga sering disebut “Jawa Timur Mataraman”. Istilah terakhir ini lazim digunakan untuk menyebut daerah-daerah di Jawa Timur yang masyarakatnya memiliki bahasa dan budaya yang mirip dengan bahasa dan budaya masyarakat sekitar Surakarta (Solo) dan Yogyakarta.
Kemiripan budaya dan bahasa juga membawa kemiripan pada aspek kulinernya. Berbagai jenis makanan khas masyarakat Ngawi memiliki kemiripan dengan makanan masyarakat Surakarta atau Yogyakarta. Misalnya, nasi tumpang dan nasi pecel, baik di Ngawi maupun di Solo (Surakarta), keduanya merupakan jenis makanan yang populer dan merakyat.
Di daerah-daerah lain, nasi tumpang dan nasi pecel juga dijumpai, tetapi umumnya masih di daerah Mataraman dengan bahan-bahan dan citarasa yang relatif hampir sama. Selain dijumpai di Ngawi dan Solo, nasi tumpang dan nasi pecel juga dapat ditemukan di sepanjang daerah Madiun ke arah timur hingga Kediri, yang bahasa dan kultur masyarakatnya masih dalam kategori Mataraman.
Oleh karena itu, beberapa jenis makanan khas Ngawi juga memiliki kemiripan dengan makanan khas kota-kota dan daerah-daerah Mataraman. Namun, walaupun namanya sama atau mirip, citarasa makanan khas itu tetap cenderung berbeda untuk setiap kota atau daerah. Nasi tumpang khas Ngawi memiliki citarasa berbeda dengan nasi tumpang ala Solo atau Kediri, demikian juga nasi pecelnya.
Nasi tumpang di Ngawi disebut nasi lethok. Kuah atau sambal tumpang yang digunakan untuk mengguyur sayuran dan nasi dalam hidangan ini disebut sambal lethok. Lethok atau nasi lethok menjadi salah satu makanan khas daerah Ngawi. Selain nasi lethok, Ngawi masih memiliki beberapa makanan khas lain seperti dipaparkan berikut ini.
·       Lethok (Tumpang)
Lethok merupakan masakan berbentuk kuah kental atau sambal yang dibuat dari tempe dengan proses fermentasi dibuat lebih lama yang dilumat dan dicampur dengan santan, racikan bumbu cabai, bawang putih, bawang merah, garam, lengkuas, dan kencur. Ke dalamnya biasanya dimasukkan pula tahu, rambak (kulit sapi kering), petai, cabai rawit utuh, dan daun jeruk purut. Untuk menambah citarasa dan kelezatan, dapat juga ditambahkan ebi (udang kecil-kecil kering) dan lemak atau urat sapi.
Lethok lazim disantap dengan nasi putih dan sayuran hijau yang direbus. Cara menghidangkannya, nasi putih di atasnya ditaburi sayuran hijau rebus (biasanya bayam, kenikir, daun singkong, kacang panjang, dan tauge), kemudian disiram dengan sambal/bumbu lethok sehingga kemudian dinamakan nasi lethok. Hidangan ini bisa disantap dengan berbagai macam lauk: rempeyek, tempe goreng, tahu goreng, telur ceplok, ayam goreng, ikan goreng, empal, dan sebagainya.
·       Nasi Pecel
Nasi pecel sebenarnya ditemukan di berbagai daerah –– Madiun, Kediri, Solo, dan sebagainya –– tetapi nasi pecel Ngawi memiliki karakteristik sendiri sehingga dapat dikatakan nasi pecel Ngawi merupakan salah satu kuliner khas daerah ini. Racikan bumbu untuk sambal pecel Ngawi berbeda dengan racikan bumbu pecel daerah lain. Sambalnya dibuat (ditumbuk) agak kasar dan citarasa pedasnya agak menonjol. Adapun sayuran hijau yang digunakan umumnya daun singkong, kenikir, bayam, kacang panjang, dan kecambah (tauge).  Saat penyajian dapat juga ditambahkan kemangi mentah sebagai lalapan.
Hal yang juga cukup unik, penyajian nasi pecel khas Ngawi kadangkala dipadu dengan lethok (tumpang). Sebagian orang Ngawi gemar mengombinasikan pecel dengan lethok, yakni sambal atau kuah bumbu pecel disiramkan ke atas sayuran hijau dan nasi bersama dengan sambal atau kuah bumbu lethok sehingga citarasanya menjadi jauh lebih kaya. Nasi pecel Ngawi biasanya dijadikan santapan pagi hari (sarapan).
Penyajiannya bisa dilakukan di atas piring biasa, tetapi terasa lebih nikmat dan natural jika disajikan dengan daun jati atau daun pisang. Seperti halnya nasi lethok, nasi pecel juga bisa disantap dengan aneka lauk pelengkap. Di warung-warung tradisional, lauk yang disediakan, antara lain, terdiri atas rempeyek, tempe goreng, tahu goreng, tahu isi goreng, bakwan, dan telur ceplok. Untuk sarapan, Anda bisa membelinya di warung tepi jalan atau pasar tradisional serta membawanya pulang untuk disantap dengan berbagai lauk tambahan favorit: telur dadar, empal sapi, paru, telur asin, ayam goreng, dan sebagainya.
·        Tepo Tahu
Tepo tahu merupakan makanan khas Ngawi yang berbahan utama lontong dan tahu. Tepo tahu sepintas mirip dengan masakan lontong tahu atau tahu kupat yang ada di beberapa daerah lain. Namun, tepo tahu memiliki spesifikasi yang tidak dijumpai pada lontong tahu dan tahu kupat.
Tepo tahu dibuat dari kombinasi lontong, tahu goreng, kol, tauge, seledri, kacang tanah goreng, bawang goreng, dan tomat, yang dipadu dengan kuah gula merah dan kecap manis. Cara menghidangkannya adalah irisan lontong dan irisan tipis tahu goreng (setengah matang) ditaruh di atas piting atau mangkuk, kemudian di atasnya ditaburkan kacang tanah goreng (utuh), tauge (kecambah), irisan kol (kubis), irisan seledri, irisan tomat segar, dan irisan bawang goreng. Terakhir dituangkan ke atasnya kuah encer yang terbuat dari paduan gula merah dan kecap manis. Saat disantap, dapat ditambahkan sambal rebus dan kecap asin.
·       Keripik Tempe
Kripik tempe sebenarnya sudah menjadi makanan khas berbagai daerah di Indonesia. Ngawi merupakan salah satu kota dan daerah yang masyarakatnya menjadi produsen (penghasil) keripik tempe yang gurih dan krispi. Sungguhpun sudah diproduksi oleh banyak daerah lain, keripik tempe tetap dapat dikatakan sebagai makanan khas Ngawi. Hal ini karena selain sudah menjadi industri rumahan (home industry) di beberapa desa dan kecamatan di Ngawi, keripik tempe ala Ngawi juga memiliki citarasa tersendiri.
Tempe yang menjadi bahan baku utama pembuatan keripik tempe di Ngawi umumnya  diproduksi sendiri oleh masyarakat setempat. Masyarakat di sebuah desa di Ngawi, yakni Desa Prandon, banyak yang menjadi perajin tempe sehingga desa itu mendapat julukan “Desa Tempe”. Adapun kedelai sebagai bahan baku pokoknya diimpor dari Amerika Serikat melalui Koperasi Unit Desa.
Satu hal yang khusus dari keripik tempe Ngawi adalah memiliki aroma dan citarasa daun jeruk dan kencur. Di dalamnya juga ada citarasa pedas dan gurih. Dengan tidak meninggalkan teksturnya yang kasar dan kaku sehingga menjadi renyah (krispi atau kemripik) saat digigit, keripik tempe khas Ngawi menjadi makanan ringan yang kaya rasa dan enak.
(Sumber: Panoramakanan, Sadah Siti Hajar, http://lanskap-makanan.blogspot.com/2018/02/makanan-khas-ngawi-yang-perlu-anda.html, 4 Februaril 2018)

No comments:

Post a Comment