Wednesday, January 17, 2018

Paul Labile Pogba

Sumber: www.thesun.co.uk, premierleague-static-files.s3.
amazonaws.com, ansa.it

Sejak kemunculan Zinedine Zidane pada akhir dasawarsa 1990-an, Prancis masih terus menghasilkan pemain-pemain sepak bola potensial. Setelah Zidane dengan bakatnya yang istimewa mampu menjadi pemain terpenting yang membawa Prancis menjadi juara dunia 1998 (World Cup 1998) dan juara Eropa 2000, muncul beberapa bintang baru yang diharapkan mampu mewarisi kehebatan Zidane dan kawan-kawan  (Lizarazu, Deschamps, Desailly, Thuram, dan lain-lain) dalam mengangkat nama Prancis di kancah sepak bola Eropa dan dunia. Beberapa nama mencuat dan menjadi buah bibir karena mampu bermain cemerlang di klub-klub besar Eropa.
Salah satunya adalah Paul Pogba. Pemain ini banyak dibicarakan oleh insan sepak bola Eropa tidak hanya karena nilai transfernya yang fenomenal (dari Juventus ke Manchester United), melainkan juga terutama karena permainannya yang impresif. Terlepas dari permainannya yang kini belum berkembang optimal di Manchester United, selama di Juventus, Pogba mampu bermain mengesankan dan mengantarkan tim dari Turin itu merebut gelar-gelar penting.
Sebagai pemain Prancis, Pogba mungkin memang belum mampu menyejajarkan diri dengan Platini dan Zidane (yang pada masa keemasannya juga bermain untuk Juventus) dalam mengantarkan Tim Zebra atau si Nyonya Tua ke puncak level sepak bola Eropa dan dunia. Namun, hal ini tampaknya lebih dominan disebabkan oleh usianya yang masih muda saat ia membela Juventus. Pogba dapat dikatakan masih dalam taraf perkembangan ketika ia bermain untuk Juventus dari tahun 2012 hingga 2016 saat usianya masih 21-24 tahun (tetapi, ia sudah mampu memperlihatkan skill dan wawasan bermain yang sangat mengesankan).
Kembalinya Pogba dari Juventus ke Manchester United menjadi penanda kebintangannya sebagai pemain sepak bola kelas dunia. Ia hijrah ke klub legendaris Inggris tersebut dengan nilai transfer sekitar 1,5 triliun rupiah, rekor tertinggi dalam sejarah transfer pemain sebelum dipecahkan oleh nilai transfer Neymar dari Barcelona ke Paris Saint-Germain yang 3,5 triliun rupiah. Nilai transfer 1,5 triliun rupiah menjadi bukti pengakuan atas kemampuan dan kebintangan Pogba.
Sebelum dibeli Juventus, Pogba adalah pemain Manchester United pada era pelatih Alex Ferguson. Dalam status bukan sebagai pemain inti MU, ia direkrut Juventus pada tahun 2012. Sejak bergabung dengan Juventus itulah ia menunjukkan sinarnya sebagai pemain bertalenta yang turut berperan penting melambungkan Juventus ke level elite sepak bola Eropa. Selama empat musim merumput bersama Juventus penampilannya terus menanjak sehingga memikat Manchester United untuk menariknya kembali dengan nilai transfer yang fantastis.
Pogba yang memiliki nama lengkap Paul Labile Pogba, lahir di Lagna-sur-Marne, Prancis, pada 15 Maret 1993. Pogba mengawali kiprah sepak bolanya pada usia 6 tahun dengan bergabung bersama klub lokal, Roissy-en-Brie (tahun 1999). Di klub tak terkenal ini, ia bertahan hingga tahun 2006 untuk kemudian hijrah ke Torcy (2006-2007). Dari Torcy, ia pindah ke klub anggota liga utama Prancis (Ligue 1), Le Havre.
Di Le Havre ia mulai menunjukkan bakat dan kepemimpinannya. Pogba bermain untuk Le Havre selama dua musim (2007-2009). Pada tahun keduanya, ia dipercaya menjadi kapten tim U-16 Le Havre. Ia sukses membawa Le Havre mengungguli tim-tim elite dan tangguh, seperti Lyon dan Nancy, serta merengkuh peringkat kedua di bawah Lens.
Talenta yang ditunjukkannya selama membela Le Havre tercium oleh klub-klub besar dan terkemuka Eropa. Pada tahun 2009, Manchester United merekrut dan memasukkan Pogba ke akademi sepak bola milik klub dari Kota Manchester ini.  Keberadaan Pogba di akademi Setan Merah kurang berkembang maksimal karena kurang mendapatkan kesempatan bermain di tim MU --- ia hanya sempat tampil tiga kali tampil di bawah Alex Ferguson.
Hal itu menyebabkan Pogba yang memiliki tinggi badan 191 cm hijrah ke Juventus pada tahun 2012. Di klub yang mendapat julukan Nyonya Tua ini, permainan Pogba berkembang sangat pesat berkat sentuhan pelatih dan kesempatan bermain yang luas. Ia sering sekali menjadi starter selama Juventus berada di bawah asuhan pelatih Massimiliano Allegri. Allegri bahkan menjadikan Pogba sebagai salah satu pemain andalan Juventus, selain Buffon, Pirlo, Vidal, Bonucci, Chiellini, Tevez, Higuain, dan Dybala.
Teknik dan visi permainan Pogba di Juventus terus berkembang hingga akhirnya ia mencuat menjadi bintang. Berkat permainan cemerlangnya, Juventus meraih empat kali juara Seri A Italia serta dua kali runner-up Liga Champions (2014-2015 dan 2016-2017). Bersama Juventus ia sudah mencatat statistik 178 kali bermain dengan mencetak 34 gol.
Penampilan cemerlang Pogba bersama Juventus membuat banyak klub besar dan terkemuka Eropa mengincarnya. Manchester United mungkin menjadi klub yang paling “kecewa dan menyesal” dengan perubahan positif dan revolusioner yang dialami Pogba sebab klub yang melahirkan Cristiano Ronaldo ini pernah menyia-nyiakan dan “membuang” Pogba ke Juventus. MU pun akhirnya harus membayar mahal kesalahannya itu dengan menebus kembali Pogba dengan harga yang sungguh-sungguh sangat mahal --- manajemen MU harus mengeluarkan biaya 1,5 triliun rupiah untuk menariknya kembali dari Juventus.
Sempat bemain datar pada awal kehadirannya di MU serta didera pula cedera agak lama, Pogba kini mulai menemukan kembali form permainan terbaiknya. Di bawah tangan dingin Mourinho, ia menjelma menjadi salah satu bintang yang menonjol di Liga Primer Inggris yang penuh persaingan. Kebintangannya seperti saat merumput bersama Juventus mulai terlihat lagi serta dengan dukungan pemain-pemain berkualitas, seperti Ibrahimovic, Matic, Herera, Martial, Rashford, Lukaku, dan Carrick, permainannya terus menanjak.
Perlahan-lahan Pogba sudah mulai mampu membebaskan diri dari beban berat sebagai pemain yang pernah menyandang predikat termahal di dunia. Ia sudah mulai mampu bermain lepas dan enjoy sehingga kemampuannya melakukan dribble, mencetak gol, memberi assist, dan membaca permainan mulai terlihat kembali. Beberapa kali ia menjadi aktor utama dan inspirator kemenangan MU, seperti saat MU menjungkalkan Newcastle United dengan skor 4-1 di Liga Primer serta mengalahkan Ajax 2-0 dalam final Liga Europa.
Data statistik dari BBC Sport yang diambil pada musim 2016/2017menunjukkan bahwa kinerja dan produktivitas MU kian meningkat jika Pogba ikut turun bertanding. Menurut catatan BBC Sport, dari 33 pertandingan yang dijalani MU bersama Pogba, MU sukses memenangkan 19 pertandingan, mencetak 57 gol, dan mengantongi 57,6 persen kemenangan. Namun, dari 16 pertandingan MU tanpa Pogba, Setan Merah hanya mampu memenangkan 6 pertandingan, mencetak 20 gol, dan hanya memiliki 37,5 persen kemenangan. Hal ini menunjukkan, kehadiran Pogba memberi kontribusi positif bagi permainan MU.
Di tim nasional Prancis, Pogba juga memiliki peran yang tidak kecil. Sejak tahun 2008-2009, Pogba sudah masuk tim nasional Prancis U-16, kemudian berturut-turut pada tahun 2010, 2010-2011, 2011-2012, dan 2012-2013, ia menjadi salah satu pemain andalan tim Les Blues U-17, U-18,    U-19, dan U-20. Dalam Piala Dunia U-20 tahun 2013, Pogba yang dipercaya menjadi kapten Prancis sukses mengantarkan Les Blues menjadi juara.
Sejak tahun 2013 pula, berkat permainannya yang mengesankan, Pogba direkrut pelatih Didier Deschamps masuk tim nasional senior Prancis. Ia menjalani debut untuk tim nasional senior pada tanggal 22 Maret 2013 dalam partai Prancis-Georgia yang dimenangkan Prancis dengan skor 3-1. Sejak itu pemain yang biasa beroperasi sebagai gelandang serang ini malang melintang di tim Prancis. Ia menjadi salah satu pemain penting yang turut mengantarkan Prancis lolos mulus ke Piala Dunia 2018 di Rusia.
Dengan kemampuannya saat ini, Pogba memiliki peluang untuk menjadi penerus Messi dan Ronaldo sebagai pemain terbaik dunia. Jika mampu menjaga konsistensi, meningkatkan peranannya dalam tim, serta membawa tim yang dibelanya meraih gelar-gelar level tertinggi di setiap kategori (liga domestik, Liga Champions, dan juara dunia antarklub), ia bisa menyejajarkan diri dengan Messi dan Ronaldo. Baik bersama MU maupun tim nasional Prancis, Pogba memiliki modal yang potensial untuk meraih gelar-gelar penting guna mewarisi prestasi Messi dan Ronaldo.
Di MU Pogba bermain bersama pemain-pemain kelas wahid dengan pelatih
“Special One” Mourinho sehingga memiliki peluang besar untuk menjuarai Liga Primer Inggris, Liga Champions, dan juara dunia antarklub. Adapun di tim nasional Prancis, ia juga mendapat dukungan pemain-pemain bertalenta unggul, seperti Mbappe, Kante, Greizmann, Dembele, dan Mattuidi, sehingga berpeluang besar mejuarai Piala Eropa dan bahkan Piala Dunia. Dengan didukung oleh visi dan kepemimpinannya dalam bermain, baik di klub maupun di tim nasional negaranya, Pogba memiliki potensi untuk menyamai dan bahkan melampaui prestasi yang diukir Messi dan Ronaldo.
Sebagai catatan penting, Messi dan Ronaldo masing-masing memang sudah meraih penghargaan Ballon d’Or sebanyak lima kali dan beberapa kali membawa klubnya menjuarai liga domestik dan Liga Champions, tetapi hingga saat ini mereka belum mampu membawa tim nasional negaranya masing-masing (Argentina dan Portugal) meraih trofi paling prestisius dan memiliki level tertinggi dalam olahraga sepak bola, yakni Piala Dunia (World Cup). Dengan usianya yang sekarang, Messi (30 tahun) dan Ronaldo (32 tahun) tampaknya hanya tinggal memiliki satu kesempatan untuk merebut Piala Dunia, yakni dalam hajatan Piala Dunia 2018 di Rusia. Namun, dalam usianya yang kini baru 24 tahun, Pogba setidaknya masih memiliki tiga kesempatan untuk meraih Piala Dunia bersama Prancis (2018, 2022, dan 2026) sehingga ia memiliki peluang besar untuk mengungguli Messi dan Ronaldo dalam meraih prestasi tinggi di ajang kompetisi sepak bola terbesar, tertinggi, dan terpenting itu.
Pogba memiliki tinggi tubuh 191 cm. Dengan tubuhnya yang menjulang, ia unggul dalam duel bola-bola atas. Namun, dengan kakinya yang panjang, ia juga sangat terampil dalam melakukan dribble, tackle, dan merebut bola dari kaki lawan. Di Manchester United, ia dideskripsikan sebagai pemain yang kuat, terampil, dan kreatif. Kakinya yang panjang tampak seperti tentakel saat berlari serta melakukan dribble dan tackle sehingga selama di Juventus ia memperoleh julukan Il Polpo (si Gurita).
Saat kembali bergabung dengan MU, Pogba mengatakan, “Ini adalah klub yang tepat bagi saya untuk mencapai segala sesuatu yang saya harapkan.” Adapun Manajer-pelatih MU, Jose Mourinho, menyatakan, Pogba dapat menjadi “jantung tim” untuk dekade berikutnya.  Mourinho mengatakan, “Dia (Pogba) memengaruhi gaya bermain kami. Kita semua tahu, saya dan pemain lainnya bahwa beberapa pemain tertentu dapat memengaruhi level bermain tim. Bersama Pogba, kami punya kreasi (bermain) lebih banyak lagi. Saya sangat bahagia.” Menurut Mourinho, Pogba berada di kelas yang berbeda dengan gelandang MU lainnya.
Massimiliano Allegri, yang pernah melatih Pogba di Juventus memuji Pogba sebagai pemain yang berpeluang menjadi gelandang yang unggul. “Pogba punya permainan yang luar biasa, tetapi dia punya kualitas untuk melakukan yang lebih baik dari itu. Dia juga bisa menjadi gelandang terkuat di dunia,” ujar Allegri. “Dia bergerak dengan tempo yang pas dalam menyerang dan bertahan.”
Di tengah persaingan para gelandang cemerlang dalam kompetisi Seri A Italia, Pogba dinilai pelatih tim nasional Italia, Cesare Prandelli, sebagai gelandang terbaik di dunia. Pogba sudah menunjukan kemampuannya sebagai salah satu pemain bintang Serie A. Prandelli merasa beruntung dapat menyaksikan langsung aksi-aksi Pogba di Serie A bersama Juventus.
Prandelli menyebutkan, Pogba punya kemampuan yang berkelas sebagai gelandang.”Dapat saya katakan, Pogba adalah gelandang terbaik di dunia. Dia bisa bermain di beberapa posisi serta memiliki kemampuan fisik dan teknik yang luar biasa,” ungkap Prandelli seperti diberitakan L'Equipe. “Dia tahu kapan harus berada di posisi penting dan bagaimana bisa membuat masalah di daerah lawan. Selain itu, Pogba juga memiliki karakter yang sangat kuat sebagai pemain,” lanjut mantan pelatih Fiorentina ini.
Di Liga Inggris, Pogba juga mampu merebut perhatian dan pujian. Ia mengawali kehadirannya kembali di Liga Primer dengan penampilan yang datar dan lamban akibat mengalami beban psikologis sebagai pemain termahal di dunia (sebelum rekornya dipecahkan Neymar) serta sempat pula dibekap cedera selama sekitar dua bulan. Namun, setelah pulih dari cedera, ia mampu menemuklan kembali bentuk permainan terbaiknya.
Koleganya di MU dan tim nasional Prancis, Anthony Martial, memuji Pogba sebagai salah satu gelandang terbaik di dunia. “Paul adalah pemain yang memiliki mental kuat dan dia yakin kepada diri sendiri. Dia pria besar, dia memiliki teknik yang bagus dan memiliki daya tahan yang baik.  Dapat saya katakan bahwa dia merupakan salah satu gelandang terbaik di dunia,” ujar Martial kepada situs resmi MU. “Dia masih muda; jadi dia harus banyak bekerja dan dia bisa menjadi lebih baik. Anda dapat melihat bahwa dia tetaplah Pogba yang sama. Dia lucu, selalu tersenyum, dia bukan orang yang terlalu serius. Saya selalu melihatnya tertawa dan dia adalah teman baik saya. Dia adalah pribadi yang sama di dalam dan di luar lapangan. Dia akan terus seperti ini,” kata Martial menambahkan.
Martial berharap dapat meraih banyak gelar bersama Pogba. Selain meraih banyak gelar bersama United, Martial berambisi dapat meraih Piala Dunia untuk Prancis bersama Pogba. Striker yang mendapat julukan sebagai supersub ini optimis Pogba akan terus mempertahankan permainan cemerlangnya sehingga dapat meraih gelar pemain terbaik di dunia. “Kami ingin memenangkan banyak piala bersama di United dan kami juga ingin sekali meraih Piala Dunia untuk Prancis. Jika dia melanjutkan permainannya dan memperbaiki kekurangannya, saya pikir dia bisa memenangkan Ballon d’Or lima tahun mendatang,” harap Martial.
Gelandang lain MU asal Spanyol, Ander Herrera. memuji Pogba sebagai salah satu pemain terbaik di dunia. “Saya pikir dia pemain top, mungkin juga sebagai salah satu dari lima pemain terbaik di dunia. Dia dapat merebut bola, melakukan tendangan akurat, menggiring bola, serta bertahan dengan baik; dia memiliki segalanya. Kami sangat beruntung karena kami memiliki dia,” puji Herrera. “Ketika Anda berpikir tentang pemain terbaik di dunia, mereka sangat bagus tetapi mungkin mereka sangat baik pada hal-hal tertentu. Namun, Paul sangat bagus dalam segala hal; jadi kami akan menikmati tampil bersamanya,” lanjut Herrera.
Kegemilangan Pogba juga menarik perhatian Neville, mantan kapten MU. “Pogba adalah seorang pemain yang memiliki karakter dan kepribadian di lapangan. Ia juga selalu tampil percaya diri,” kata Neville seperti dilansir BolaSport.com dari SkySports.com. Neville menyebut Pogba telah menebus “dosa” musim lalu saat ia dianggap tampil kurang bagus dan tidak mencerminkan harga 105 juta euro (Rp 1,5 triliun) yang ditebus United untuk memulangkannya dari Juventus. “Selama satu tahun, Pogba terbebani oleh harga mahal dan ekspektasi tentang bagaimana harus tampil," ujar mantan kapten tim beralias Setan Merah tersebut.
Pujian dan kritik datang dari mantan pelatih Real Madrid dan Liverpool, Rafael Benitez. Benitez mengakui kehebatan Pogba sebagai pemain. Benitez membandingkan Pogba dengan Steven Gerrard, mantan bintang Liverpool dan tim nasional Inggris. “Mereka berbeda. Stevie adalah pemain top selama bertahun-tahun. Ia sangat konsisten dan bisa membuat perbedaan di setiap pertandingan, dengan atau tanpa bola. Ia adalah pemain top. Pogba juga pemain hebat, tetapi ia masih harus konsisten seperti Stevie untuk 10 sampai 15 tahun,” kata Benitez.
Pelatih tim nasional Prancis, Didier Deschamps, menilai Pogba sebagai gelandang tengah yang punya kemampuan lengkap. “Paul menunjukkan penampilan terbaiknya. Para pemain besar tampil di sejumlah pertandingan besar,” kata Blaise Matuidi, rekan Pogba di tim nasional Prancis. “Prancis tampil sebagai tim yang baik dengan sederet pemain yang cemerlang; salah satu di antaranya Pogba,” ujar Fernandinho, gelandang tim nasional Brasil dan Manchester City.
Pemain bintang, Neymar, bahkan turut menyatakan kekagumannya pada Pogba. Saat masih bermain untuk Barcelona, Neymar menyatakan minatnya untuk bermain bersama Pogba membela El Barca. Neymar mengaku mengagumi Pogba serta berharap dapat berduet dengan pemain jangkung Prancis itu di Barcelona.
Bersama Neymar dan beberapa pemain muda menonjol lain, Pogba saat ini dinilai berada di lapisan kedua setelah Messi dan Ronaldo (yang berada di lapisan pertama) sebagai pemain terbaik dunia. Pogba yang mengidolakan Ronaldo de Lima (Brasil) dan Zidane memiliki usia hampir sama dengan Neymar. Secara umum, kemampuan Pogba saat ini memang dapat dikatakan masih di bawah Messi, Ronaldo, dan Neymar. Namun, dalam beberapa tahun mendatang, dengan kerja keras, disiplin, dan konsistensi, Pogba dapat menyejajarkan diri dengan ketiga pemain brilian itu. Bersama Neymar, Pogba menjadi calon serius untuk menggantikan serta meneruskan kebintangan Messi dan Ronaldo.

1 comment:

  1. Bersama Neymar dan beberapa pemain muda menonjol lain, Pogba saat ini dinilai berada di lapisan kedua setelah Messi dan Ronaldo.

    https://www.cf88indo.net/

    ReplyDelete